Sunday 8 May 2016

#FlatOutNews Rally Edisi 30 SPECIAL WRC 2017 The Next World Rally Car (PART 4): (Real) Polo R & Yaris


Sebelumnya saya sudah menulis artikel-artikel sebelumnya tentang regulasi baru WRC musim 2017:
  1. Kembali ke Gen 1?
  2. First Test
  3. Citroen C3
Let's Go..!

Bulan lalu Citroen merupakan pabrikan pertama yang memamerkan mobil berspesifikasi World Rally Car Generasi ketiga: C3. Dan minggu ini sebanyak 2 pabrikan mengikuti jejak Citroen: Volkswagen, dan Toyota.

Kita mulai dulu dengan VW, dimana mereka mengetes Polo R WRC '17 di kepulauan Korsika di Prancis bersama Jari-Matti Latvala dan Andreas Mikkelsen. Sebelumnya terima kasih WiF atas fotonya.


Dan kita bandingkan dengan Polo R yang diuji coba oleh Marcus Gronholm tahun lalu:


Di foto yang pertama kita bisa melihat adanya side air vents ala rallycross, meskipun fungsinya bukan sebagai penyalur udara ke radiator. Selain itu tidak ada yang berubah dari sisi exterior, tapi bisa saja VW melakukan banyak ubahan di dalamnya.

Dan ini dia video tesnya:



Sementara itu Toyota Gazoo Racing melakukan sesi tes di Finlandia bersama sang bos, juara dunia 4 kali Tommi Makinen dan juara S-WRC 2011 Juho Hanninen.


Yaris WRC tersebut kelihatan berbeda jauh dengan mobil sebelumnya.




Di sesi tes tersebut mereka memperlihatkan Yaris WRC yang sudah kompatibel dengan regulasi 2017, membuat mobil tersebut terlihat sangat agresif dalam segi aerodinamika. Mulai dari fender, bumper, spoiler belakang (yang terinspirasi dari Subaru Impreza WRC 2003), bahkan sampai desain kaca spion pun diperhatikan.



KESIMPULAN?

Perubahan regulasi mulai menunjukkan efeknya dengan mobil yang lebih garang dari World Rally Car generasi kedua, dan juga lebih spektakuler. Yang menjadi masalah adalah: apakah pembalap, khususnya pembalap part-time/amatir dapat menjinakkannya?

Itu karena saya membaca berita dari salah satu media terkemuka, yang mengatakan bahwa FIA akan 
memperketat proses pendaftaran pembalap yang akan berkompetisi dengan mobil ini.

Di satu sisi, rumor tersebut bisa membunuh esensi balap reli, dimana profesional dan getleman driver dapat saling bertarung. Hal tersebut sama saja dengan F1 mewajibkan superlicense pada tahun 1982.

Di sisi lainnya berita tersebut tidak begitu dipercaya karena Pertama, tidak ada situs-situs motorsport yang membahas hal yang sama. Kedua, media yang menulisnya mempunyai reputasi dengan membuat berita-berita 'sampah'.

No comments:

Post a Comment