Minggu lalu saya sudah membahas tentang mobil spek Group 4 dan Group B (oh iya, dengan Group S), dan kali ini saya akan mengulas tentang mobil Group A, yang dipakai dari 1987-1996.
ORIGIN
Seperti yang ditulis di artikel sebelumnya, Group A sudah ada bersamaan dengan Group B sebagai kelas pendukung. Namun mulai tahun 1987 Group B lengser dan digantikan oleh Group A.
FIA pun menetapkan jumlah mobil yang harus terjual demi homologasi adalah sebanyak 5000 mobil, dan pada tahun 1993 dikurangi menjadi 2500. Namun FIA memperbolehkan tipe "Evolution/Special Edition" dengan minimun 500 mobil yang terjual. Selain itu panel pintu dan interior harus dipertahankan. Ini pun membuat balap reli (dan juga balap turing yang menggunakan spek yang sama) lebih "merakyat", lebih dekat ke fans dan lebih banyak pembalap dan tim yang berkompetisi.
LEGENDS
Lancia Delta Integrale yang superior, memenangi titel konstruktor 6 kali |
Subaru Impreza 555 |
Ford Escort Cosworth |
Mitsubishi Lancer Evo x |
Toyota Celica GT-4 |
MONSTER JINAK
Perbedaan terbesar mobil Group B dan Group A adalah mobil itu sendiri. Kita semua tahu, mobil Group B lebih bersifat "prototype", meskipun dari luar mirip dengan yang kita lihat di jalanan. Why? karena mobil Group B memakai spesifikasi yang jauh berbeda dari mobil versi standar. Contohnya mobil Lancia Delta S4 yang memakai mesin 1.8L 16V twincharged, beda dari versi standarnya yang hanya 2L turbocharged atau N/A. Sedangkan Group A lebih condong ke mobil produksi. Meski begitu, produsen suka membuat mobil versi spesial agar bisa kompetitif di reli. Contohnya Ford Escort RS Cosworth. mobil ini adalah edisi khusus yang sangat berbeda dari Escort biasa, karena dukungan teknis dari Cosworth.
Dengan mobil-mobil ini, banyak fans langsung menilai bahwa Group A tidak secepat Group B. Benarkah?? SALAH..! Justru Group A lah yang lebih cepat.
Itu karena meskipun tenaga mesinnya tidak seganas Group B, mobil Group A lebih lincah dan daya cengkeram yang lebih baik. Selain itu mobil Group A juga lebih aman, karena standar-standar keselamatan yang lebih baik, seperti tanki bahan bakar yang fleksibel , rollcage yang lebih kuat, dan juga tidak ada lagi bahan kevlar di sekujuran bodi.
JAPANESE SUPREME
Dengan munculnya Group A sebagai spek baru WRC, Pabrikan-pabrikan Jepang mulai berbondong-bondong membawa mobil mereka ke lintasan. Sebelumnya hanya Toyota yang berani terjun, di era ini tercatat Mazda,Subaru, Nissan, dan Mitsubishi.
Mazda langsung terjun dengan mobil Familia 4WD, dan meskipun cukup kompetitif, Familia tidak tahan banting dibandingkan dengan mobil lain. Mazda pun mengundurkan diri setelah musim 1991, dan membawa pulang 3 kemenangan.
Di tahun 1989 Toyota muncul dengan Celica GT-4 dan langsung menjadi primadona, dengan juara di kategori kontruktor pada tahun 1994-95, dan mengoleksi 4 titel pembalap dengan Carlos Sainz (1990 & 92), Juha Kankkunen (1993), dan Didier Auriol (1994). Sayangnya, semua tercoreng di Reli Spanyol 1995 dimana Toyota didiskualifikasi dari musim 1995 karena ketahuan menggunakan pembatas aliran udara ke turbo dengan cara yang cerdik (namun licik), dan dilarang mengikuti ajang WRC tahun 1996-pertengahan 1997, meskipun mobil-mobil privat diperbolehkan bertanding. Toyota pun membutuhkan mobil untuk memperbaiki reputasi mereka, dan menemukan Corolla WRC.
Subaru bertanding dengan menggunakan Legacy. Meskipun tidak pernah diunggulkan, mereka mampu memenangkan Reli Selandia Baru di tahun 1993 dengan Colin McRae (kemenangan pertamanya, dan satu-satunya bagi Legacy). Setelah itu muncullah Impreza 555, dan memenangi titel pembalap 1995 dengan McRae, dan di konstruktor pada tahun 1995-96. Tidak seperti pabrikan lain yang mengganti model mobil ketika regulasi WRC berlaku, Subaru tetap setia dengan Impreza (dengan mengadopsi regulasi World Rally Car) sampai mereka mengundurkan diri di 2008.
Mitsubishi memulai petualangannya dengan mobil Galant VR-4 dan memenangi 2 reli di antara musim 1998-92. Tahun 1993, Lancer Evo pun lahir dan meskipun butuh waktu yang sedikit lama untuk sukses. Tapi begitu mereka mendapatkannya, mereka menggengamnya lebih lama. Lancer Evo III, IV, V, dan VI berhasil menjuarai 4 titel pembalap dengan Tommi Makinen dan juara konstruktor tahun 1998. Pada tahun 1997, meskipun pabrikan lain membuat mobil versi WRC, Mitsubishi tetap setia dengan Lancer Evo Group A sampai tahun 2001, dan begitu Lancer Evo WRC, dan Lancer WRC menggantikannya, kesuksesan masa lalu itu tidak pernah terulang.
Nissan Silvia |
"HAPPY" ENDING (really?)
Dan kenapa mobil-mobil tersebut harus lengser oleh mobil kelas World Rally Car?
Persoalan terbesar yang harus dihadapi FIA selaku regulator WRC adalah biaya. Memang sih, biaya produksi dan pengembangannya tidak semahal Group B tapi produsen mobil kebanyakan membuat versi spesial untuk dihomologasi, dan itu menjadi perjudian besar bagi mereka. Kalau mobilnya laris di dealer dan sukses di SS ke SS sih sah-sah saja, tapi kalo gak ? Pasti penjualan menurun dan ini membuat tidak banyak pabrikan yang bertanding (Pada tahun 1996 hanya 3 pabrikan yang berkompetisi, tidak termasuk Toyota yang dalam masa hukuman). Ini membuat FIA pun membuat regulasi World Rally Car mulai 1997, dan masih digunakan saat ini.
Next: Part 4 (World Rally Car)