Wednesday, 27 August 2014

First Love: Toyota GT86 R3 & Yaris WRC

Selamat malam...!

Di blog ini ada segmen baru yang bernama "First Love". Di segmen  ini kita akan mengulas tentang hal-hal yang akan datang di masa mendatang. Dan postingan pertama di segmen ini adalah 2 mobil Toyota, GT86 CS-R3 dan Yaris WRC.

GT86 CS-R3
Toyota GT86 CS-R3
Mobil ini diproduksi oleh Toyota dengan input teknis dari TMG (Toyota Motorsport GMBH). Memakai sistem penggerak roda belakang, mobil ini akan masuk di kategori R3. Tenaga sebesar 250 tenaga kuda keluar dari mesin 2L Boxer 4 ini, dan sudah dipasangi girboks 6-kecepatan sequential dan juga flywheel berbobot ringan. Sedangkan soal rem menggunakan cakram sebesar 11.8 inch depan-belakang (13 inch bagian depan digunakan untuk reli di jalanan aspal) dan kaliper standar dengan spesifikasi 4 piston di depan dan 2 piston di belakang.

Mobil ini baru saja menyelesaikan tes selama 4 hari di Jerman, dengan legenda wanita reli Jerman Isolde Holderied sebagai pengemudinya. Alasan Toyota menggunakan jasanya adalah dia sudah mempunyai pengalaman di tim Toyota dengan mengetes Corolla WRC, selain itu kemampuannya membalap di kondisi sulit jadi pertimbangan. Mobil ini menempuh 1300 kilometer, Hasil tes pun dianggap positif dan ini merupakan sebuah langkah besar bagi Toyota yang akan menentukan spesifikasi mobil sebelum dihomologasi oleh  FIA dan akan dijual pada awal tahun 2015. PRICE?? Don't worry, Toyota berjanji harga mobil ini "bersaing dengan mobil yang sekelas".




YARIS WRC


Toyota Yaris WRC


Kita beralih ke Yaris WRC. Sesuai dengan namanya mobil ini diambil dari model Toyota Yaris (Sayangnya kalau dilihat dari bentuknya masih memakai model lama). Spesifikasinya lebih mudah ditebak, yakni 1.6L turbocharger, girboks sequential 6-kecepatan. Hanya saja banyak rumor beredar kalo Toyota juga mengetes mobil reli versi hybrid, dan hal inilah yang membuat fans percaya bahwa mesin hybrid-lah yang menjadi bagian dari perubahan regulasi WRC mulai 2017.


Mobil ini sudah diuji di Tuscany, Italia dan diuji oleh pembalap Le Mans Toyota Stephane Sarazzin (Sarrazin, selain pernah menjadi pembalap F1, juga pernah mencicipi WRC bersama Subaru) dan Sebastian Lindholm (Sepupu dari Marcus Gronholm). Belum ada penyataan resmi dari Toyota, namun mereka menyatakan akan kembali ke WRC "di saat yang tepat".


Toyota sendiri sudah berpengalaman di WRC dengan berkompetisi dari 1975 sampai 1999, mulai dari Toyota Celica Group B & Group A sampai Corolla WRC, dan merengkuh titel juara dunia pembalap 4 kali dan konstruktor 3 kali.

Tuesday, 26 August 2014

Evolusi Mobil Reli Dunia - Part 2 (GroupB = Beda, Muda, dan Berbahaya)

Kalo liat judul di atas otak kita pasti teralihkan ke lagunya Superman Is Dead. Yes, kira-kira itulah kata-kata yang pantas disematkan ke generasi mobil reli Group B. I will explain why:
  • BEDA             = Mobil Group B yang digunakan di reli sangat berbeda dengan mobil versi produksi massal.    Ya bisa dibilang seperti prototype.
  • MUDA            = Karena "usia" spek Group B yang tergolong sangat pendek. dari 1983-1986. Hanya  4 taun...!
  • BERBAHAYA = Mobil Group B ini sangat berbahaya. Why? karena tenaga yang dikeluarkan melebihi yang diperlukan di balap reli. Ingat, di balap Reli POWER hanya no.2. HANDLING no.1..!
Selain itu, mobil ini sangat sulit dikendalikan, karena kombinasi power mesin yang besar + sasis yang ringan dan sophisticated, dan standar keamanan yang sangat rendah waktu itu. Bahkan pembalap bisa melaju di SS tanpa helm..!



Dan kenapa mobil-mobil ini masih dieluk-elukan? Sampai-sampai banyak fans yang ingin agar generasi ini kembali (meskipun itu hampir gak mungkin, kecuali kalau mau pindah haluan ke rallycross)? HERE IS WHAT U NEED TO KNOW.

HISTORY MAKER

Sebenarnya mobil-mobil Group B udah lahir pada taun 1979, ketika FISA (Organisasi bawahan FIA untuk mengurusi segala bentuk balapan mobil) melegalkan sistem 4 Wheel Drive. Meskipun begitu, banyak pabrikan mobil yang enggan menggunakan sistem 4WD karena dianggap berat dan dapat mempengaruhi performa mobil. Semua itu berubah ketika Audi meluncurkan mobil  4WD Quattro. Dan pada taun 1982, FISA menetapkan Group B sebagai basis baru menggantikan Group 4 (udah dijelasin di Part 1) dan Group 5 (spek dibawahnya Group 4).

Sebenarnya, FIA juga memperlakukan Group A sebagai pengganti Group 5. Namun tidak seperti Group B, mobil-mobil yang masuk di spek ini dibatasi segalanya. Mulai dari teknologi, mesin dan lain-lain, serta harus memenuhi homologasi sebanyak 5000 unit/tahun. Tujuannya supaya lebih murah, berujung pada banyaknya tim-tim privat yang masuk di WRC (Saya sudah menjelaskannya di Part 3). Selain itu ada juga Group C, dengan batasan yang lebih ketat ketimbang Group A. Tapi yang menjadi primadona jelas Group B. Dalam 4 tahun yang singkat, Group B menjadi legenda bagi pecinta reli.

THE "ROADZILLA" CARS

Audi Quattro A1, Group B's "Godfather"
Revolusi dunia balap reli dimulai ketika Audi meluncurkan Quattro, dimana pada debutnya di Rally Portugal 1980, Quattro (yang masih menggunakan versi Beta) mampu 30 menit lebih cepat dari pemenang reli tersebut! Itu karena Group B dan Group A itu ibaratkan seperti Kuda dan Keledai. Batasan dalam regulasi teknis mobil Group B sangat longgar. Mau pake Supercharger, Turbocharge ato BAHKAN keduanya gak masalah, begitu pula dengan material.Tidak seperti mobil-mobil reli sekarang dimana hanya menggunakan fiberglass (kecuali di area proteksi), bodi mobil-mobil group B ini menggunakan campuran serat karbon dan Kevlar. Namun satu faktor yang paling besar adalah sistem 4 Wheel Drive yang mampu meningkatkan traksi di medan yang sulit dan lebih hemat ban. Meskipun sempat ditolak oleh pabrikan lain, Audi membuktikan bahwa, Inilah masa depan Group B dan penerusnya.
 
Lancia 037
Segera setelah kesuksesan Audi dengan pembalap wanita Michel Mouton menempati posisi runner-up pada tahun 1982, pabrikan mobil lain berbondong-bondong memproduksi mobil Group B. Lancia meluncurkan tipe 037, dan langsung menjadi saingan Audi. Hanya saja, Lancia 037 masih memakai sistem Rear Wheel Drive dan Supercharged, membuat mobil ini mudah keok di lintasan gravel ataupun salju, namun lincah di atas lintasan aspal. Selain itu, Opel meluncurkan mobil  Manta 400, Toyota mengandalkan model Celica (Jangan samakan dengan Celica versi Group A). Mobil-mobil ini sukses di kerjuaraan regional, tapi sayangnya mereka tidak kebagian jatah di WRC, meskipun Bjorn Waldegard memenangi Rally Pantai Gading 1983. Di akhir musim, pembalap Audi Hannu Mikola menjadi juara dunia, tapi beberapa error dari Audi membuat Lancia merengkuh titel manufaktur dengan 037.

Peugeot 205 T16
Pada tahun 1984 munculah Peugeot 205 T16 dengan dipersenjatai dengan mid engine dan sasis space frame, dan langsung mengalahkan 037 dan Quattro, dimana nama terakhir tersebut mulai menua dan konfigurasi front engine dan sasis monokok mulai takluk. Selain mobil buas, Peugeot juga mempunyai pembalap sekaliber Ari Vatanen dengan bos tim Jean Todt (Sekarang presiden FIA). Audi pun langsung bereaksi dengan meluncurkan Sport Quattro S1 untuk menggantikan A1, namun terlambat. Peugeot langsung merengkuh double title tahun 1985 dengan perokok berat Timo Salonen dengan co-driver Seppo Harjane (yang nantinya menjalin kerjasama penuh sukses dengan Tommi Makinen), meskipun harus dibayar dengan kecelakaan mengerikan yang dialami oleh Ari Vatanen di Argentina. Dari sinilah semuanya tidak lagi sama.

MG Metro 6R4

Ford RS200

Lancia Delta S4

Tahun 1986 kick-off  dengan Lancia meluncurkan Delta S4, Ford kembali setelah beberapa tahun vakum dengan RS200, dan MG datang dengan Metro 6R4. Di sisi lain, Peugeot merevisi mobil 205 T16 mereka, sementara Audi meluncurkan Quattro S1 Evo2. Ada juga Citroen, saudara Peugeot dengan mobil BX 4TV, namun gagal total di ajang WRC Group B ini, dan baru berhasil 2 dekade kemudian dengan Xsara dan C4.


Tapi dari semua mobil ini, Delta S4 adalah mobil ter-super duper hebat. Mereka menggabungkan sistem turbocharger dan supercharger, dikenal dengan twincharger dipasang di mesin 1.8L 16V, ditambah dengan berat hanya 890kg (mobil World Rally Car sekarang 1200kg, tanpa pengemudi). Result? 0-100 km/j hanya dalam waktu 2.3 detik..........di GRAVEL..!!!

THE UNBORN GROUP S

Lancia ECV
Di balik superiornya mobil Group B, FIA ternyata menyiapkan regulasi mobil yang lebih super dari Group B, meskipun power dikurangi hingga 300 tenaga kuda, ukuran mobil yang lebih kecil, bahan-bahan eksotik yang semakin merajalela dalam wujud mobil GROUP S. Regulasi ini membuat mobil reli semakin berwujud "prototype", dengan hanya 10 mobil yang harus terjual untuk homologasi.

Toyota 222D Group S
Regulasi ini sudah diumumkan sebelum musim 1986 bergulir, dan beberapa pabrikan seperti Toyota, Lancia dan Audi telah membuat dan mengembangkan mobil yang cocok dengan regulasi Group S. Sayangnya, setelah berbagai tragedi, Group S sudah punah sebelum lahir. Fans pun menyayangkan keputusan ini karena Group S, menurut mereka, akan lebih aman dari Group B, dan lebih menyenangkan untuk balap dari mobil Group A. Bagaimanapun, sepuluh tahun kemudian Group S muncul dalam bentuk World Rally Car (sudah dibahas di Part 4).

A PREMATURE END
Attilio Bettega tewas di Tour de Corse 1985
Semuanya berawal dari Tour de Corse di kepulauan Korsika, Prancis pada tahun 1985. Attilio Battega tewas ketika Lancia 037-nya menghujam area pepohonan di pegunungan Korsika, namun semua orang masih mengangap itu hal yang "biasa" saja. Dan tibalah saatnya Rally Portugal setahun kemudian.

Tapi sebelumnya kalau mentalmu tidak kuat, JANGAN LIHAT VIDEO INI.



Joaquim Santos tidak mampu mengontrol Ford RS200 yang keluar jalur di stage "Lagoa Azul" dan menabrak penonton yang berada tepat di pinggiran jalan. Tiga orang tewas dan tiga puluh satu lainnya luka-luka. Setelah reli itu, Ford langsung mengundurkan diri dari WRC, dan Group B pun mulai dipertanyakan dalam segi kecepatan maupun keamanan.  



Sebulan kemudian lebih tragis lagi. Tour De Corse kembali memakan korban. Kali ini adalah pembalap Lancia lainnya, the rising star, Henri Toivonen dan navigatornya Sergio Cresto (yang juga merupakan mantan navigator Battega). Di awal musim 1986 Toivonen merupakan favorit, dimana status itu semakin kuat ketika dia memeangi Rally Monte Carlo yang bergengsi. Di Reli Korsika sendiri dia memimpin balapan, sampai di SS18 ketika Lancia Delta S4-nya terjun ke jurang.Kombinasi tangki bahan bakar bocor, turbocharger yang panas dan bodi yang terbuat dari kevlar membuat mobil langsung terbakar. Toivonen dan Cresto tewas di tempat. Penggunaan tangki bahan bakar fleksibel bisa jadi dapat menyelamatkan mereka.
 
Yang tersisa dari Lancia Delta S4-nya Toivonen
 FIA pun sangat terpukul dengan insiden tersebut, dan beberapa jam kemudian mobil-mobil Group B langsung dilarang, dan wacana Group S juga dibatalkan, dan berujung di hampir semua ajang motorsport yang menggunakan turbo dilarang, termasuk Formula 1. Alhasil Group A dijadikan sebagai standar baru untuk mobil reli mulai musim 1987. Di akhir musim 1986 Juha Kankkunen menjadi juara dunia dengan Peugeot 205.

THE DAY AFTER GROUP B

Peugeot 205 T16 versi Dakar
...dan Versi Pikes Peak
Meskipun mobil-mobil Group B sudah dilarang dari WRC, tapi mereka tidak sepenuhnya menghilang dari balapan. Peugeot langsung cabut dari WRC setelah musim 1986, dan memakai mobil 205 yang ikonik di Dakar Rally. Selain itu balapan hillclimb Pikes Peak dijadikan ajang untuk membuktikan mobil Group B yang paling cepat. Audi memeangi edisi 1987, dan Peugeot merebutnya dua tahun berturut-turut.
 



Yang mengambil keuntungan dari terusirnya mobil Group B dari reli adalah rallycross. Mobil-mobil buat Group B yang homeless kemudian pindah ke taman bermain European Rallycross Championship. Meskipun Group B menghilang di akhir 1993 karena tidak ada lagi pengembangan mobil-mobil tersebut, spirit-nya masih ada sampai sekarang.

Mobil-mobil ini bisa dibilang gila, tapi mereka "Dewa"nya dunia balap reli, dan mereka akan terus abadi, SELAMANYA.

Next: Part 3 (Group A, Perantara WRC yang "terlupakan")

Monday, 25 August 2014

#LastDay ADAC Rally Deutschland 2014: Bersusah-susah dahulu baru bersenang-senang, Neuville..!




Gutten Morgen..!

It's monday today, dan tentu tidak semua senang dengan hari ini. Anyway, seperti yang saya tulis kemarin kalo reli ini penuh dengan kejutan. En kali ini........Surprise, surprise..! Thierry Neuville menjadi pemenang Reli Jerman tahun ini, sekaligus kemenangan pertama Hyundai selama partisipasi di WRC (Baik di era Coupe & Accent 99-03 dan i20 di musim ini).

Another badluck. Yeah, lagi.

So, where's Latvala? Dia mengalami kecelakaan di SS 15 di pagi hari, mobilnya rusak parah, dan harus gigir jari karena dengan kegagalan ini, Latvala harus berusaha keras untuk menjegal Ogier di klasemen. Hal yang sama juga dialami oleh Kris Meeke yang mobilnya ringsek di stage selanjutnya. Sangat disayangkan memang, karena Citroen belum pernah menang lagi sejak Sebastien Loeb menang di Argentina musim lalu. Pembalap lain yang juga tak beruntung kali ini adalah Robert Kubica, dimana setelah menang 2 stage di hari kedua harus berhenti setelah mobilnya mengalami masalah mekanis.

"Sangat menyenangkan bisa menang. Kami melakukan pekerjaan yang luar biasa. Saya hanya bisa berterima kasih kepada tim [yang memperbaiki mobilnya setelah shakedown] . Sangat tidak percaya ini. Saya tidak percaya hasilnya akan seperti ini. Tapi kami berhasil memberi tekanan kepada rival-rival dan berhasil." Kata Neuville, yang menjadi pembalap Belgia ketiga (setelah Philippe Bugalski dan Francois Duval) yang memenangi suatu reli WRC.

Sedangkan rekan setim-nya, Dani Sordo finish kedua, menambah sukacita Hyundai kali ini. "
Saya sangat senang, juga senang dengan pencapaian Thierry [Neuville]. Para Kru bekerja keras. Sebenarnya saya sangat ingin menang lagi di sini, tapi dia sangat, sangat cepat"
Pembalap Ford M-Sport Elfyn Evans memenangi Power Stage

Finish ketiga adalah Andreas Mikkelsen, sekaligus menjadi pelipur lara bagi Volkswagen di reli ini. "Saya tidak ikut event ini musim lalu, jadi kami berusaha untuk berhati-hati dan tidak melakukan kesalahan". Ford M-Sport juga tampil bagus kali ini dengan Elfyn Evans finish keempat, sekaligus memenangi Power Stage dan membawa pulang tambahan 3 poin. Hasil ini membuat anak dari Gwyndaf Evans (juga mantan pereli ford) unggul dari rekan setimnya, Mikko Hirvonen. Mads Ostberg finish keenam dengan Citroen-nya.

Pontus Tidemand juara kategori WRC-2, finish 9 overall

Melengkapi 10 besar ada Martin Prokop, Denis Kuipers di Fiesta RS WRC, dan Pontus Tidemand memenangi kategori WRC-2, mengalahkan Ott tanak dengan hanya berjarak 1.8 detik dan finish 9-10 overall (juga dengan Fiesta S2000). Di WRC-3 Ada Sebastien Chardonnet, dan di Junior WRC Stéphane Lefebvre keluar sebagai pemenang.


Hasil WRC ADAC Rally Deutschland 2014:

Pos#DriverTimeDiff PrevDiff 1st
1.7BELT. NEUVILLE 3:07:20.2

2.8ESPD. SORDO 3:08:00.9+40.7+40.7
3.9NORA. MIKKELSEN 3:08:18.2+17.3+58.0
4.6GBRE. EVANS 3:08:23.8+5.6+1:03.6
5.5FINM. HIRVONEN 3:08:30.7+6.9+1:10.5
6.4NORM. OSTBERG 3:08:42.9+12.2+1:22.7
7.21CZEM. PROKOP 3:12:13.0+3:30.1+4:52.8
8.11NLDD. KUIPERS 3:16:38.3+4:25.3+9:18.1
9.35SWEP. TIDEMAND 3:18:55.6+2:17.3+11:35.4
10.32ESTO. TANAK 3:18:57.4+1.8+11:37.2


OK, that's it. Kita akan jumpa lagi di Australia. Selamat beraktifitas..! Bye bye.

Sunday, 24 August 2014

#Day2 WRC ADAC Rally Deutschland 2014: "Kutukan Jerman" Ogier berlanjut, Kubica dan Neuville menggila

Guten Morgen...!

Di pagi yang cerah ini saat yang tepat untuk berlibur, namun biasanya semuanya dimulai dengan hidangan sarapan terlebih dahulu. Masih terasa hambar? Tenang, saya akan menghidangkan anda ulasan hari kedua Reli Jerman 2014. Check this out..!


 Pagi hari yang cerah di jalanan Jerman dikejutkan dengan Robert Kubica sebagai yang tercepat di stage pertama di hari ini, SS7. Publik semakin tercengang ketika pemimpin klasemen Sebastien Ogier (lagi-lagi) mengalami kecelakaan hebat di SS8, sehingga stage kemudian dibatalkan. Ogier dengan navigator Julien Inggrasia tidak mengalami cedera, meskipun harus menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit. VW Polo R WRC-nya pun rusak parah, dan "kutukan" Jerman-nya pun berlanjut.


Situasi ini pun dimanfaatkan oleh Jarri-Matti Latvala untuk mengancam posisi Ogier di klasemen. Latvala sukses memperbesar keunggulan dari 37 detik menjadi 56 detik dari Kris Meeke. Hanya saja, pecah ban di mobil Citroen DS3 WRC nya membuat Meeke bertarung dengan Thierry Neuville yang hanya berjarak 4.3 detik.

Di posisi 4 ada Dani Sordo, yang sempat tergelincir dan kehilangan 10 detik, namun masih berada di depan Andreas Mikkelsen. Di luar 5 besar pembalap M-Sport Ford Elfyn Evans bertarung dengan rekan setimnya, Mikko Hirvonen, yang notabene lebih berpengalaman, dan Mads Ostberg di posisi 8 dengan hanya berjarak 1.2 detik dari Evans.


Martin Prokop dan Robert Kubica melengkapi 10 besar. Kubica sendiri memenangi 2 stage. Di sisi lain pembalap Hyundai, Bryan Bouffier harus mengikuti langkah Ogier untuk meninggalkan event setelah mengalami kecelakaan di stage terakhir.

OK, that's it. Masih banyak lagi yang akan datang di #Day3, so, bye-bye..!

Saturday, 23 August 2014

#Day1 WRC ADAC Rally Deutschland 2014: Sorry Ogier, anda kurang Beruntung (LAGI..!)

Morning...!

Hari pertama Reli Jerman sudah selesai, dan sambil tim-tim bersiap untuk hari ke2, kita akan ulas hari pertama yang penuh drama.

Drama? YES..! Drama sudah dimulai bahkan sejak babak shakedown di hari kamis, dimana mobil Hyundai i20 WRC milik Thierry Neuville, runner-up musim lalu terguling-guling di pegunungan yang berdekatan dengan Konz. KABAR BAIK? Neuville dan navigator Nicolas Gilsoul tidak cedera sedikit pun. KABAR BURUK? Mobil Neuville rusak parah, dan mekanik Hyundai WRT pun mendapatkan"santapan" tambahan.

Di luar itu, Volkswagen melanjutkan dominasinya dengan menempati Jarri-Matti Latvala-Sebastien Ogier-Andreas Mikkelsen di posisi 1-2-3 (ehm...Gronholm Effect??). Di posisi 4 ada Kris Meeke, membawa Citroen DS3 WRC-nya ke posisi 4 (meskipun ini adalah reli pertamanya di Jerman sejak 2011), dan rekan setim Neuville, Dani Sordo di posisi 5. Ford?? Tenang, ada Mikko Hirvonen dan Robert Kubica di posisi 6-7, meskipun nama terakhir mengalami masalah di handbrake Ford Fiesta RS WRC-nya.


Dimulai dari Stage 1, Ogier langsung tancap gas demi mempertahankan keunggulannya di klasemen dengan menjadi yang tercepat di 3 dari 6 stage untuk hari ini. Stage 6..? DISASTER..! Mobil VW Polo R WRC-nya terjebak di semak-semak perkebunan anggur, dan harus menemukan rute yang benar. Finally, dia berhasil, meskipun harus melanjutkan reli di hari sabtu dibawah regulasi Rally-2 dengan ganjaran penalti 10 menit.

Ini membuat rekan setimnya, Jarri-Matti Latvala memimpin day 1 dengan keunggulan 37 detik dari Kris Meeke . Ketiga adalah pemenang Reli Jerman musim lalu, Dani Sordo, 5.6 detik di bawah Meeke. Namun, kesalahan yang dilakukan Meeke di stage 1, dan konsistensi Sordo bisa jadi ancaman bagi pembalap Citroen tersebut.


"Kami baru saja mendapatkan pesan kalau Ogier berhenti dan setelah beberapa saat kemudian kami mendapatkan pesan lagi kalo Ogier out untuk hari pertama" kata Latvala "Saya kehilangan sedikit ritmeku karena saya kebingungan kapan saya harus cepat dan kapan harus melambat. Mikka (Anttila, navigator Latvala) mengatakan kalau saya bisa melambatkan ritmeku karena saya memimpin, tapi saya terlalu lambat dan sulit berkonsentrasi"

Di luar 3 besar ada Andreas Mikkelsen. Meskipun mengalami pecah ban di pagi hari, pembalap tim satelit Volkswagen berhasil unggul dari Thierry Neuville. Sedangkan pembalap Ford, Mikko Hirvonen hanya 1.6 detik lebih lambat dari pembalap Belgia tersebut, dan rekan setimnya, Elfyn Evans di posisi tujuh, di depan pembalap Citroen Mads Ostberg.

Melengkapi 10 besar ada Bryan Bouffier dan Martin Prokop, sedangkan Robert Kubica harus puas berada di posisi 22 setelah keluar jalur dan kehilangan 4 menit.

Berikut hasil day 1 untuk 20 besar:

Pos # Driver Time Diff Prev Diff 1st
1. 2 FINJ. LATVALA 59:36.8

2. 3 GBRK. MEEKE 1:00:13.8 +37.0 +37.0
3. 8 ESPD. SORDO 1:00:19.4 +5.6 +42.6
4. 9 NORA. MIKKELSEN 1:00:22.4 +3.0 +45.6
5. 7 BELT. NEUVILLE 1:00:29.9 +7.5 +53.1
6. 5 FINM. HIRVONEN 1:00:31.8 +1.9 +55.0
7. 6 GBRE. EVANS 1:00:37.0 +5.2 +1:00.2
8. 4 NORM. OSTBERG 1:00:38.7 +1.7 +1:01.9
9. 20 FRAB. BOUFFIER 1:01:12.4 +33.7 +1:35.6
10. 21 CZEM. PROKOP 1:01:43.9 +31.5 +2:07.1
11. 11 NLDD. KUIPERS 1:03:05.1 +1:21.2 +3:28.3
12. 23 IRLS. MOFFETT 1:03:21.5 +16.4 +3:44.7
13. 33 PRTB. SOUSA 1:03:49.3 +27.8 +4:12.5
14. 12 UKRY. PROTASOV 1:03:53.1 +3.8 +4:16.3
15. 35 SWEP. TIDEMAND 1:03:53.5 +0.4 +4:16.7
16. 39 FRAJ. MAURIN 1:04:08.2 +14.7 +4:31.4
17. 31 QATN. AL-ATTIYAH 1:04:28.2 +20.0 +4:51.4
18. 32 ESTO. TANAK 1:04:30.4 +2.2 +4:53.6
19. 36 DEUA. KREMER 1:04:35.7 +5.3 +4:58.9
20. 120 ESPX. PONS 1:04:40.5 +4.8 +5:03.7

Hasil selengkapnya dapat dilihat di wrc.com.