Halo..!
Sebelumnya, Saya sebagai penulis blog ini mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-70 tahun. Semoga bangsa ini akan semakin kuat, kuat dan kuat. Khususnya di bidang balap reli...
Doa dan Impianku:
Oke kembali ke topik...
Piye Kabare kawan-kawan? Sehat selalu kan?
Setelah Jari-Matti Latvala merayakan kemenangan di Rally Finlandia awal bulan ini, para anggota sirkus WRC menikmati rehat sejenak sebelum kemudian pergi ke kota Trier di perbatasan Jerman-Prancis untuk mengikuti reli aspal pertama sejak Monte Carlo bulan Januari silam: Rally Jerman.
The Challenge
Rally Jerman adalah 1 dari 4 reli yang "mengandung" aspal musim ini (Lainnya Rallye Monte Carlo, Tour de Corse di Prancis dan Rally Spanyol). Tapi tidak ada satupun reli di dunia ini yang karakteristiknya sama, dan itu juga berlaku di Jerman.
Reli ini dikenal dengan julukan 'Three Rallies in One'. Itu karena adanya 3 karakteristik jalanan yang berbeda di setiap harinya:
Selain itu, cuaca di sana juga tidak menentu, jadi pilihan ban akan sangat krusial untuk meraih hasil yang bagus. Untuk membantu pembalap, khususnya navigator di event ini, Safety Note Crew pun kembali hadir untuk menjalani tugasnya.
Tugas note crew adalah meninjau suatu SS sekitar 2 jam sebelum mobil pertama meluncur. Ini penting karena reli di lintasan aspal biasanya mempunyai kecepatan rata-rata yang tinggi, membuatnya lebih berbahaya dari reli di loose surface (note crew tidak lagi dibutuhkan di gravel dan salju). Informasi yang mereka dapatkan dari suatu SS kemudian disodorkan ke klien, atau navigator masing-masing.
Lalu apa itu hinkelsteins?
Hinkelsteins adalah batu beton yang terletak di pinggir jalan untuk menyetop tank secara paksa, dan khusus untuk reli ini, hinkelsteins bisa dijumpai di kawasan militer di Baumholder. Take care with this, atau pembalap akan mengalami apa yang Petter Solberg alami di Jerman 2004:
Solberg, dan navigator Phil Mills selamat, meskipun kalau dilihat, Mills bisa saja langsung tewas di tempat.
Attention Please..!
Tahun 2015 adalah tahun ketiga tim Volkswagen berkompetisi di WRC. Meskipun mereka sudah meraih (secara harafiah) segalanya: 3 gelar pembalap dan pabrikan, 29 kemenangan dari 34 reli, lebih dari 400 SS yang disabet, mereka belum pernah sekalipun menguasai tanah mereka sendiri. Hasil terbaik yang mampu mereka raih adalah podium ketiga tahun lalu lewat Andreas Mikkelsen.
Tentu, gagal finish tahun lalu bukan hal yang Sebastien Ogier inginkan jika dia ingin menyegel gelar ketiganya. Dan harapan para fans untuk menunda 'pesta yang terlalu awal' ini berada di Jari-Matti Latvala. Dengan defisit 89 poin dari Ogier, dia harus finish di depan Seb jika ingin persaingan berlanjut setidaknya sampai ke Australia.
Citroen punya beban yang berbeda. Mereka hanya mampu sekali menang di Argentina, dan penampilan Kris Meeke dan Mads Ostberg masih saja stagnan setelah itu. Citroen sendiri adalah nama pabrikan yang selalu memenangi Rally Jerman sejak masuk ke kalender WRC tahun 2002 sampai 2013, sebelum harus melepasnya di tahun 2014. Meeke dan Ostberg hanya punya 2 reli tersisa sebelum evaluasi kontrak, jadi mereka pastinya akan tampil habis-habisan di akhir minggu ini.
btw Citroen juga bersiap untuk memperkenalkan pembalap muda Stephane Lefebvre untuk melakukan debutnya dengan mobil WRC. Lefebvre sendiri adalah juara WRC-3 tahun lalu dan sekarang bermain di WRC-2 dengan DS3 R5, dan sekarang berada di posisi kedelapan di klasemen dengan 1 kemenangan di Monte Carlo.
Hyundai adalah tim yang mampu mematahkan dominasi Citroen di Jerman dengan kemenangan 1-2 tahun lalu. Kemenangan itu sendiri datang tanpa disangka karena Thierry Neuville mengalami kecelakaan di babak shakedown. Hyundai juga bertarung untuk menguasai peringkat kedua di klasemen tim, jadi kita akan banyak melihat Citroen vs Hyundai (dan juga M-Sport) di 5 reli tersisa musim ini.
M-Sport sendiri bisa dibilang adalah tim tersantai musim ini. Target yang ada buat Ott Tanak dan Elfyn Evans jelas: tampil semaksimal mungkin. Evans sendiri finish keempat tahun lalu, pencapaian terbaiknya sebelum podium di Argentina, sedangkan Tanak, meskipun finish ke-10 tahun lalu dengan mobil Ford Fiesta R5, harus mulai lagi dari nol dengan mobil WRC (penampilan terakhirnya dengan Fiesta RS di Jerman adalah di tahun 2012).
Dan seperti biasa, satu lagi pembalap yang akan membalap dengan Fiesta RS: Jaroslav Melicharek. Dia akan bertandem dengan Martin Prokop dan tim Jipocar.
Dan big news di kelas WRC-2: Nasser Al Attiyah ganti mobil..!
Lebih tepatnya, dia mengucapkan goodbye kepada Ford Fiesta (WRC, RRC) yang telah setia menemaninya selama 3 tahun, dan meraih gelar WRC-2 tahun lalu. And say hello ke Skoda Fabia R5.
Fabia R5 sendiri telah terbukti performanya, dengan 2 kali menang berturut-turut membuat mobil ini menjadi idola baru di regional rally world. Al-Attiyah menemani 2 pembalap pabrikan Esapekka Lappi dan Jan Kopecky (Pontus Tidemand baru saja menunaikan tugasnya di APRC).
Jari Ketomaa, yang absen di Finlandia memlih untuk menyimpan 2 jatah tersisa, jadi harapan Ford untuk membendung Skoda berada di pundaknya Yuriy Protasov. Jadi, dia juga ganti mobil ke Fiesta R5 setidaknya untuk Rally Jerman.
Sebelumnya, Saya sebagai penulis blog ini mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia yang ke-70 tahun. Semoga bangsa ini akan semakin kuat, kuat dan kuat. Khususnya di bidang balap reli...
Doa dan Impianku:
- Rally Indonesia kembali menjadi bagian dari WRC
- World Rallycross akan menggelar balapan di Indonesia
Oke kembali ke topik...
Piye Kabare kawan-kawan? Sehat selalu kan?
Setelah Jari-Matti Latvala merayakan kemenangan di Rally Finlandia awal bulan ini, para anggota sirkus WRC menikmati rehat sejenak sebelum kemudian pergi ke kota Trier di perbatasan Jerman-Prancis untuk mengikuti reli aspal pertama sejak Monte Carlo bulan Januari silam: Rally Jerman.
The Challenge
Rally Jerman adalah 1 dari 4 reli yang "mengandung" aspal musim ini (Lainnya Rallye Monte Carlo, Tour de Corse di Prancis dan Rally Spanyol). Tapi tidak ada satupun reli di dunia ini yang karakteristiknya sama, dan itu juga berlaku di Jerman.
Reli ini dikenal dengan julukan 'Three Rallies in One'. Itu karena adanya 3 karakteristik jalanan yang berbeda di setiap harinya:
- Jalanan di sekitar kebun anggur di Mosel yang sempit dan berliku (Hari pertama)
- Lintasan di sekitar jalanan militer di Baumholder dengan tipe aspal yang berbeda-beda, dilengkapi dengan hinkelsteins (Hari kedua)
- Jalanan halus bernuansa pedesaan di Saarland (Hari ketiga)
Selain itu, cuaca di sana juga tidak menentu, jadi pilihan ban akan sangat krusial untuk meraih hasil yang bagus. Untuk membantu pembalap, khususnya navigator di event ini, Safety Note Crew pun kembali hadir untuk menjalani tugasnya.
Tugas note crew adalah meninjau suatu SS sekitar 2 jam sebelum mobil pertama meluncur. Ini penting karena reli di lintasan aspal biasanya mempunyai kecepatan rata-rata yang tinggi, membuatnya lebih berbahaya dari reli di loose surface (note crew tidak lagi dibutuhkan di gravel dan salju). Informasi yang mereka dapatkan dari suatu SS kemudian disodorkan ke klien, atau navigator masing-masing.
Lalu apa itu hinkelsteins?
Hinkelsteins adalah batu beton yang terletak di pinggir jalan untuk menyetop tank secara paksa, dan khusus untuk reli ini, hinkelsteins bisa dijumpai di kawasan militer di Baumholder. Take care with this, atau pembalap akan mengalami apa yang Petter Solberg alami di Jerman 2004:
Solberg, dan navigator Phil Mills selamat, meskipun kalau dilihat, Mills bisa saja langsung tewas di tempat.
Attention Please..!
Tahun 2015 adalah tahun ketiga tim Volkswagen berkompetisi di WRC. Meskipun mereka sudah meraih (secara harafiah) segalanya: 3 gelar pembalap dan pabrikan, 29 kemenangan dari 34 reli, lebih dari 400 SS yang disabet, mereka belum pernah sekalipun menguasai tanah mereka sendiri. Hasil terbaik yang mampu mereka raih adalah podium ketiga tahun lalu lewat Andreas Mikkelsen.
Tentu, gagal finish tahun lalu bukan hal yang Sebastien Ogier inginkan jika dia ingin menyegel gelar ketiganya. Dan harapan para fans untuk menunda 'pesta yang terlalu awal' ini berada di Jari-Matti Latvala. Dengan defisit 89 poin dari Ogier, dia harus finish di depan Seb jika ingin persaingan berlanjut setidaknya sampai ke Australia.
Citroen punya beban yang berbeda. Mereka hanya mampu sekali menang di Argentina, dan penampilan Kris Meeke dan Mads Ostberg masih saja stagnan setelah itu. Citroen sendiri adalah nama pabrikan yang selalu memenangi Rally Jerman sejak masuk ke kalender WRC tahun 2002 sampai 2013, sebelum harus melepasnya di tahun 2014. Meeke dan Ostberg hanya punya 2 reli tersisa sebelum evaluasi kontrak, jadi mereka pastinya akan tampil habis-habisan di akhir minggu ini.
btw Citroen juga bersiap untuk memperkenalkan pembalap muda Stephane Lefebvre untuk melakukan debutnya dengan mobil WRC. Lefebvre sendiri adalah juara WRC-3 tahun lalu dan sekarang bermain di WRC-2 dengan DS3 R5, dan sekarang berada di posisi kedelapan di klasemen dengan 1 kemenangan di Monte Carlo.
Hyundai adalah tim yang mampu mematahkan dominasi Citroen di Jerman dengan kemenangan 1-2 tahun lalu. Kemenangan itu sendiri datang tanpa disangka karena Thierry Neuville mengalami kecelakaan di babak shakedown. Hyundai juga bertarung untuk menguasai peringkat kedua di klasemen tim, jadi kita akan banyak melihat Citroen vs Hyundai (dan juga M-Sport) di 5 reli tersisa musim ini.
M-Sport sendiri bisa dibilang adalah tim tersantai musim ini. Target yang ada buat Ott Tanak dan Elfyn Evans jelas: tampil semaksimal mungkin. Evans sendiri finish keempat tahun lalu, pencapaian terbaiknya sebelum podium di Argentina, sedangkan Tanak, meskipun finish ke-10 tahun lalu dengan mobil Ford Fiesta R5, harus mulai lagi dari nol dengan mobil WRC (penampilan terakhirnya dengan Fiesta RS di Jerman adalah di tahun 2012).
Dan seperti biasa, satu lagi pembalap yang akan membalap dengan Fiesta RS: Jaroslav Melicharek. Dia akan bertandem dengan Martin Prokop dan tim Jipocar.
Dan big news di kelas WRC-2: Nasser Al Attiyah ganti mobil..!
Lebih tepatnya, dia mengucapkan goodbye kepada Ford Fiesta (WRC, RRC) yang telah setia menemaninya selama 3 tahun, dan meraih gelar WRC-2 tahun lalu. And say hello ke Skoda Fabia R5.
Fabia R5 sendiri telah terbukti performanya, dengan 2 kali menang berturut-turut membuat mobil ini menjadi idola baru di regional rally world. Al-Attiyah menemani 2 pembalap pabrikan Esapekka Lappi dan Jan Kopecky (Pontus Tidemand baru saja menunaikan tugasnya di APRC).
Jari Ketomaa, yang absen di Finlandia memlih untuk menyimpan 2 jatah tersisa, jadi harapan Ford untuk membendung Skoda berada di pundaknya Yuriy Protasov. Jadi, dia juga ganti mobil ke Fiesta R5 setidaknya untuk Rally Jerman.