Bienvenido a Catalunya, Espana....
Setelah Tour de Corse yang menyulitkan dan penuh kontroversi, kini para pembalap, navigator dan tim akan segera bersiap untuk the penultime round of the 2015 WRC Season, Rally Catalunya-Costa Daurada Spanyol.
The Challenge
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, reli ini akan berpusat di Costa Daurada, sebuah holiday resort yang terletak di kota Salou, yang berjarak 109 km dari Barcelona. Reli ini dikenal unik karena menjadi satu-satunya reli yang menyajikan 2 tipe lintasan yang berbeda: aspal dan gravel.
Reli ini akan dimulai dengan Super Special Stage sepanjang 3.20 km yang digelar di Montjuic, yang pernah menggelar balapan Formula 1 di era 70-an.
Setelah itu para pembalap dan navigator akan menghadapi hari pertama yang keras di lintasan gravel, yang sebenarnya tidak terlalu menyulitkan mobil, tapi karakteristik jalanannya yang tergolong cepat tetap bisa membuat ban mudah pecah. Saya tulis 'keras' karena tidak ada mid-day service, seperti yang pernah dilakukan di Rally Finlandia beberapa bulan silam.
Setelah 9 SS di lintasan gravel, semua mobil akan dikonversi ke spesifikasi aspal, dan para mekanik mempunyai 75 menit (lebih lama dibandingkan reli lainnya) untuk mengakomodasikan kebutuhan tersebut. Pembalap dan navigator pun harus beradaptasi dengan jalanan aspal yang tergolong mulus dan abrasif. Jadi, mereka juga harus memastikan keempat ban di mobil mereka bertahan lama sampai SS terakhir di kedua hari tersebut, karena suhu trek yang tinggi juga bisa membunuh ban.
Attention Please..!
Karena trio Volkswagen (Sebastien Ogier, Jari-Matti Latvala dan Andreas Mikkelsen) sudah memastikan 3 besar di klasemen pembalap, dan VW sendiri sudah mengunci gelar tim di Australia, mari kita fokus di perebutan posisi runner-up di klasemen tim.
Citroen masih 'memimpin' pertarungan dengan 184 poin, sementara itu Hyundai hanya tertinggal 1 poin dari rivalnya tersebut. M-Sport juga tidak terlalu jauh dengan 170 poin.
Performa Kris Meeke, yang diplot menjadi pembalap no.1 Citroen membaik dalam 2 reli terakhir, dengan podium di Australia dan posisi keempat di Prancis. Sepertinya dia sudah kembali menemukan ritmenya yang hilang sebelum Australia, dan tentunya dia tidak mau ritme tersebut hilang darinya di Spanyol.
Sementara itu rekan setimnya, Mads Ostberg jauh lebih konsisten dari Meeke; selalu berada di top 10 di setiap reli (kecuali Australia, dimana dia mengundurkan diri) dan 3 podium (lebih banyak dari Meeke). Bagaimanapun tugas mereka untuk menjaga reputasi Citroen sebagai pabrikan terbaik kedua tetaplah berat.
Sementara itu penampilan duo Hyundai (Dani Sordo dan Therry Neuville) sedikit fluktuatif. Khususnya Neuville, dimana dia sejauh ini tampil tidak sesuai harapan, dan finish ke-23 di Prancis memperparah situasi tersebut. Tentu saja, top 10 atau tidak sama sekali untuk membuktikan publik bahwa Neuville masih punya kapasitas sebagai pembalap top, dan kemenangannya di Jerman tahun lalu tidak sekedar one-off.
Situasi Sordo pun malah tidak lebih baik, karena dia belum perna finish di top 3 sepanjang musim ini. Ya, dia lebih konsisten dari Neuville. Ya, dia sudah dapat jaminan untuk musim 2016. Tapi apakah itu cukup untuk tetap berada di tim A, atau harus terus digusur oleh Hayden Paddon?
Peningkatan performa juga dialami kubu M-Sport. Kita semua masih ingat bahwa Elfyn Evans meraih podium kedua di Prancis, dimana pencapaian itu terasa hebat mengingat minimnya pengalaman yang dia miliki di kepulauan Korsika. Sedangkan Ott Tanak merasa frustrasi dengan posisi kesepuluh di reli yang sama, tapi demi posisi kedua di klasemen tim, why not?
Sementara itu di kelas WRC-2, kita akan kembali melihat aksi Nasser Al-Attiyah, Yuriy Protasov, Abdulaziz Al-Kuwari dan Jari Ketomaa setelah absen di seri sebelumnya di Prancis.
Al-Attiyah dan Esapekka Lappi, yang menempati posisi 1-2 di klasemen, akan tampil di reli terakhir mereka masing-masing di musim ini, mengingat mereka telah mencapai batas jatah 7 reli yang tersedia. Jadi, poin maksimal di Spanyol akan sangat krusial untuk Al-Attiyah dan Lappi, karena mereka hanya bisa menunggu hasil di Wales Rally GB yang akan digelar buland depan.
Sedangkan untuk Protasov, Al-kuwari dan Ketomaa, mereka masih mempunyai 2 jatah tersisa, yang berarti mereka dapat menggunakannya di Spanyol dan Wales. Ketiganya akan menggunakan Ford Fiesta RRC (Protasov & Al-kuwari) dan R5 (Ketomaa).
Menjadi juara kelas junior WRC bukan berarti Quentin Gilbert bisa berpuas diri dan bersantai. Itu karena dia masih akan bertarung untuk merebut gelar WRC-3 di Spanyol. Gilbert unggul 25 poin dari Ole Christian Veiby, jadi finish di depannya cukup untuk mejadi double champions.
Setelah Tour de Corse yang menyulitkan dan penuh kontroversi, kini para pembalap, navigator dan tim akan segera bersiap untuk the penultime round of the 2015 WRC Season, Rally Catalunya-Costa Daurada Spanyol.
The Challenge
Seperti di tahun-tahun sebelumnya, reli ini akan berpusat di Costa Daurada, sebuah holiday resort yang terletak di kota Salou, yang berjarak 109 km dari Barcelona. Reli ini dikenal unik karena menjadi satu-satunya reli yang menyajikan 2 tipe lintasan yang berbeda: aspal dan gravel.
Reli ini akan dimulai dengan Super Special Stage sepanjang 3.20 km yang digelar di Montjuic, yang pernah menggelar balapan Formula 1 di era 70-an.
Setelah itu para pembalap dan navigator akan menghadapi hari pertama yang keras di lintasan gravel, yang sebenarnya tidak terlalu menyulitkan mobil, tapi karakteristik jalanannya yang tergolong cepat tetap bisa membuat ban mudah pecah. Saya tulis 'keras' karena tidak ada mid-day service, seperti yang pernah dilakukan di Rally Finlandia beberapa bulan silam.
Setelah 9 SS di lintasan gravel, semua mobil akan dikonversi ke spesifikasi aspal, dan para mekanik mempunyai 75 menit (lebih lama dibandingkan reli lainnya) untuk mengakomodasikan kebutuhan tersebut. Pembalap dan navigator pun harus beradaptasi dengan jalanan aspal yang tergolong mulus dan abrasif. Jadi, mereka juga harus memastikan keempat ban di mobil mereka bertahan lama sampai SS terakhir di kedua hari tersebut, karena suhu trek yang tinggi juga bisa membunuh ban.
Attention Please..!
Karena trio Volkswagen (Sebastien Ogier, Jari-Matti Latvala dan Andreas Mikkelsen) sudah memastikan 3 besar di klasemen pembalap, dan VW sendiri sudah mengunci gelar tim di Australia, mari kita fokus di perebutan posisi runner-up di klasemen tim.
Citroen masih 'memimpin' pertarungan dengan 184 poin, sementara itu Hyundai hanya tertinggal 1 poin dari rivalnya tersebut. M-Sport juga tidak terlalu jauh dengan 170 poin.
Performa Kris Meeke, yang diplot menjadi pembalap no.1 Citroen membaik dalam 2 reli terakhir, dengan podium di Australia dan posisi keempat di Prancis. Sepertinya dia sudah kembali menemukan ritmenya yang hilang sebelum Australia, dan tentunya dia tidak mau ritme tersebut hilang darinya di Spanyol.
Sementara itu rekan setimnya, Mads Ostberg jauh lebih konsisten dari Meeke; selalu berada di top 10 di setiap reli (kecuali Australia, dimana dia mengundurkan diri) dan 3 podium (lebih banyak dari Meeke). Bagaimanapun tugas mereka untuk menjaga reputasi Citroen sebagai pabrikan terbaik kedua tetaplah berat.
Sementara itu penampilan duo Hyundai (Dani Sordo dan Therry Neuville) sedikit fluktuatif. Khususnya Neuville, dimana dia sejauh ini tampil tidak sesuai harapan, dan finish ke-23 di Prancis memperparah situasi tersebut. Tentu saja, top 10 atau tidak sama sekali untuk membuktikan publik bahwa Neuville masih punya kapasitas sebagai pembalap top, dan kemenangannya di Jerman tahun lalu tidak sekedar one-off.
Situasi Sordo pun malah tidak lebih baik, karena dia belum perna finish di top 3 sepanjang musim ini. Ya, dia lebih konsisten dari Neuville. Ya, dia sudah dapat jaminan untuk musim 2016. Tapi apakah itu cukup untuk tetap berada di tim A, atau harus terus digusur oleh Hayden Paddon?
Peningkatan performa juga dialami kubu M-Sport. Kita semua masih ingat bahwa Elfyn Evans meraih podium kedua di Prancis, dimana pencapaian itu terasa hebat mengingat minimnya pengalaman yang dia miliki di kepulauan Korsika. Sedangkan Ott Tanak merasa frustrasi dengan posisi kesepuluh di reli yang sama, tapi demi posisi kedua di klasemen tim, why not?
Sementara itu di kelas WRC-2, kita akan kembali melihat aksi Nasser Al-Attiyah, Yuriy Protasov, Abdulaziz Al-Kuwari dan Jari Ketomaa setelah absen di seri sebelumnya di Prancis.
Al-Attiyah dan Esapekka Lappi, yang menempati posisi 1-2 di klasemen, akan tampil di reli terakhir mereka masing-masing di musim ini, mengingat mereka telah mencapai batas jatah 7 reli yang tersedia. Jadi, poin maksimal di Spanyol akan sangat krusial untuk Al-Attiyah dan Lappi, karena mereka hanya bisa menunggu hasil di Wales Rally GB yang akan digelar buland depan.
Sedangkan untuk Protasov, Al-kuwari dan Ketomaa, mereka masih mempunyai 2 jatah tersisa, yang berarti mereka dapat menggunakannya di Spanyol dan Wales. Ketiganya akan menggunakan Ford Fiesta RRC (Protasov & Al-kuwari) dan R5 (Ketomaa).
Menjadi juara kelas junior WRC bukan berarti Quentin Gilbert bisa berpuas diri dan bersantai. Itu karena dia masih akan bertarung untuk merebut gelar WRC-3 di Spanyol. Gilbert unggul 25 poin dari Ole Christian Veiby, jadi finish di depannya cukup untuk mejadi double champions.
No comments:
Post a Comment